SUBNETTING IPv4
JARINGAN KOMPUTER
"Subnetting
IPv4 "

OLEH :
Rani Latifah Cahyani
( 2101092032)
JURUSAN TEKNOLOGI
PRODI D3 MANAJEMEN INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2021/2022
A. Pengertian
SubNetting adalah
proses membagi sebuah network menjadi beberapa Sub-network. Subnetting hanya
dilakukan pada IP addres kelas A, kelas B dan kelas C. Dengan subnetting akan
menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host
yang ada dalam tiap network tersebut.
Prinsip
subnetting adalah memperbanyak network ID dari suatu network id yang sudah ada,
dimana sebagaian host ID dikorbankan untuk digunakan dalam membuat ID host
tambahan.
B. Mengapa Perlunya Subnetting
Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika
internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan
memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun
terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit
network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau
16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan
alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP
address
Walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan
host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama
akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer
dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga.
Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah
medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan
kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih
kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.
·
Subnetting IP Adress
Kelas C
Subnetting IP Address kelas C merupakan kelas
subnetting yang paling mudah, karena IP Address kelas C hanya memiliki Host ID
(Alamat Host) pada bagian terakhir IP Addressnya. Contoh IP Address 192.168.2.1
maka angka 1 pada digit terakhir adalah yang dimaksud dengan Host ID, sedangkan
3 blok angka sebelumnya adalah Net ID atau Network ID (Alamat Jaringan).
Langsung ke tahap perhitungannya, sebagai contoh, kita
menganalisa IP Address 192.168.1.0/26 atau dapat ditulis dengan 192.168.1.0
netmask 255.255.255.192 yang berarti IP Address tersebut memakai prefix length
/26 pada tabel CIDR. Langkah pertama adalah merubah angka prefix tersebut
menjadi 32 bit bilangan biner (IPv4 berjumlah 32 bit), maka akan menjadi
11111111.11111111.11111111.11000000 (tulis angka 1 sebanyak 26 kali dengan
pemisahan 8 digit, kemudian setelah mencapai 26, untuk memenuhi 32 bit maka isi
angka 0). Setelah itu rubah 32 bit bilangan biner tersebut kedalam bentuk
decimal, maka akan diperoleh angka 255.255.255.192 . Subnetting sendiri akan
terfokus kedalam 4 hal, diantaranya :
A. Jumlah
Subnet = 2x , dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet
mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi
Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
B. Jumlah Host Per Subnet = 2y –
2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.
C. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai
oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192
D. Keterangan Untuk Tiap
subnetnya, data atau alokasi tiap subnet akan disajikan dalam bentuk tabel :
Subnet
|
Subnet |
192.168.1.0 |
192.168.1.64 |
192.168.1.128 |
192.168.1.192 |
|
Host Pertama |
192.168.1.1 |
192.168.1.65 |
192.168.1.129 |
192.168.1.193 |
|
Host Terakhir |
192.168.1.62 |
192.168.1.126 |
192.168.1.190 |
192.168.1.254 |
|
Broadcast |
192.168.1.63 |
192.168.1.127 |
192.168.1.191 |
192.168.1.255 |
· Subnetting IP Kelas B
Subnetting IP Address kelas B hampir sama dengan kelas C,
hanya saja kelas B memiliki Net ID pada 2 oktet pertama dan Host ID pada 2
oktet terakhir IP Address. Langsung saja kepada contoh kasusnya, IP Address
172.16.0.0/18 dirubah menjadi 32 bit bilangan biner untuk prefixnya menjadi
11111111.11111111.11000000.00000000 lalu dirubah kedalam bilangan desimal
menjadi 255.255.192.0 . dapat dihitung menjadi beberapa subnet dan host :
A. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2
oktet terakhir.
Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
B. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah
host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host.
C. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 +
64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192 . D.
Keterangan Untuk Tiap subnetnya :
|
Subnet |
172.16.0.0 |
172.16.64.0 |
172.16.128.0 |
172.16.192.0 |
|
Host Pertama |
172.16.0.1 |
172.16.64.1 |
172.16.128.1 |
172.16.192.1 |
|
Host Terakhir |
172.16.63.254 |
172.16.127.254 |
172.16.191.254 |
172.16.255.254 |
|
Broadcast |
172.16.63.255 |
172.16.127.255 |
172.16.191.255 |
172.16..255.255 |
·
Subnetting IP Kelas A
Selanjutnya untuk Subnetting kelas A karena peruntukan daya
tampung alokasi IP Address yang banyak, maka IP kelas A memiliki Net ID pada
oktet pertama, dan Host ID pada 3 oktet terakhir. Untuk contoh kasusnya
misalkan IP Address 10.0.0.0/16 . maka jika dirubah menjadi subnet mask 32 bit
bilangan biner akan menjadi
11111111.11111111.00000000.00000000 setelah itu dirubah kedalam
bentuk desimal akan menjadi 255.255.0.0 dan hasilnya akan menjadi :
A. Jumlah Subnet = 28 (perpangkatan 8 adalah jumlah angka 1 biner
diambil dari oktet kedua sampai ke empat) = 256 subnet.
|
Subnet |
10.0.0.0 |
10.1.0.0 |
… |
10.254.0.0 |
10.255.0.0 |
|
Host Pertama |
10.0.0.1 |
10.1.0.1 |
… |
10.254.0.1 |
10.255.0.1 |
|
Host Terakhir |
10.0.255.254 |
10.1.255.254 |
… |
10.254.255.254 |
10.255.255.254 |
|
Broadcast |
10.0.255.255 |
10.1.255.255 |
… |
10.254.255.255 |
10.255.255.255 |
Comments
Post a Comment